Tahun baru tanpa jeda

Tahun baru 2012 akan kusambut dengan senyuman dan sederet visi yang sudah kurencanakan. Buatku, tahun baru adalah women untuk introspeksi, mengingat kembali, lalu menuliskannya, agar tidak tercecer menjadi bahan dari rencana sejarah msnusia.

Kekacauan, kekonyolan yang pernah aku lakukan pada setahun belakangan, akan menjadi pelajaran berharga untuk menjalani liku kehidupan kelak. Bukan hanya setahun dua tahun ke depan, tapi untuk waktu-waktu mendatang.

Aku seorang jurnalis. Tak ingin aku habiskan waktuku untuk mencari berita terus, tua di jalanan dan sebagainya. Suatu saat aku harus punya usaha sendiri, tak selamanya menggantungkan diri jadi buruh.
Malam tahun baru ini, aku habiskan untuk bekerja. Teman-teman seprofesi justru bersenang-senang. Ah, aku pikir sah-sah saja bersenang-senang, tapi menurutku bukan pada malam tahun baru. Sebab kehidupan sama sekali tidak memberikan jeda kepada kita untuk bersenang-senang. Kita lah yang menciptakan jeda itu. Kapan waktunya untuk ini, untuk itu, diri kita sendiri lah yang berhak menentukannya.

Sehabis bekerja di malam tahun baru, aku dedikasikan sisa malamku untuk merenung sejenak. Mata belum bisa terpejam. Karena aku terbebani dosa-dosa yang telah aku pikul selama setahun belakangan, kesalahan-kesalahan yang pernah membekas, lalu menggugatnya kembali. Perih memang bila mengingat kelamnya masa lalu, sebab aku tidak bisa melupakannya, apalagi menghapusnya.

Ah, tak berapa lama mata ini terpejam juga. Berkelebatlah segala bayangan masa depan yang belum pasti. Wajah-wajah orang yang pernah kukenal. Mendadak mereka menangis di hadapanku. Ada yang menyesali kerilakuku, membanggakan perbuatanku, bahkan ada pula yang menangis tanpa sebab. Aku merasa berdosa ketika membiarkan mereka yang dengan rela meneteskan airmata, sementara aku berdiam diri tanpa berbuat sesuatu.

Hidup ini bergerak. Aku akan tertabrak bila tak ikut bergerak. Tak bernafas sedetik saja sudah kelimpungan, bagaimana bila aku tak bergerak hingga setahun mendatang?

Rupanya angan di kelopak mataku terbawa hingga ke alam mimpi. Indah sekali hanya membayangkan mimpi tanpa bisa menyentuhnya, menggapainya. Mimpi itu butuh diusahakan bila ingin diwujudkan.

Paginya, aku membuka mata. Menjalani hidup kembali. Tahun baru tak beda dengan hari-hari biasanya. Kita saja yang sering menyakralkannya. Membuka mata. Menyambut tantangan kehidupan dengan penuh kejujuran, keberanian dan tanggung jawab.

Komentar