MOTOR BARU TUKANG SAYUR

Pagi tadi aku melihat si tukang sayur yang biasa menjajakan aneka sayuran di permukiman RT 005, menunggangi motor baru. Honda bebek PGM-FI hitam. Sambil berjalan, dia berkali-kali membunyikan klakson motor barunya. Jok belakang dipasangi box dari kayu. Di dalam box penuh dengan sayuran. Ada pula berbagai panganan yang digantungkan di luar box, di stang dan bawah stang.

Perempuan paruh baya penjual sayuran itu berhenti di depan rumah. Dia membunyikan klakson berkali-kali untuk menarik pembeli. Dua menit berlalu, namun tak ada seorang pun yang membeli sayurannya. Akhirnya dia berteriak-teriak. "Sayur-sayur, sayur e, Bu, sayur," teriaknya. Tak lama, ibu-ibu di RT 005/RW 003, Kelurahan Sumurrejo, Gunungpati, berdatangan. Mereka mulai memilih dan membeli sayur.

Ibuku tak mau kalah. Dia membeli dada ayam seperempat kilogram dan dua bungkus tempe. Ibuku kaget dengan penampilan motor baru si penjual sayur langganannya. "Pantesan aku ora krungu klakson sing biasa ne, tibakno motor e anyar tho," kata ibu. Perkataan ibu pun diamini oleh ibu-ibu lain yang masih berkerumun memilih sayur.

Jadi, ibu-ibu di lingkungan RT 005 sudah terbiasa dengan bunyi suara klakson motor lama milik penjual sayur. Bunyi klaksonnya cempreng, seperti klakson yang sudah usang dan rusak. Namun justru suara itulah yang menjadi ciri khas kedatangan tukang sayur.

Telinga ibu-ibu sudah sangat familiar dengan suara klakson itu. Tanpa dikomando dan tanpa harus teriak-teriak, bila tukang sayur sudah membunyikan klakson usang motor lamanya, maka ibu-ibu sudah tahu kalau itu adalah tanda kedatangan tukang sayur.

Telinga para ibu sudah terlanjur bertahun-tahun mendengar klakson itu. Begitu suara klakson diganti, tak seorang pun tahu tukang sayur sudah datang atau belum. Entah besok pagi dia akan menggunakan kembali motor lamanya atau bertahan dengan motor baru. Kita lihat saja besok

Komentar